Asal Usul Nama Hari Dan Bulan

Numa pompilius
Hari adalah sebuah unit waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi pada porosnya sendiri. Satu hari terdiri dari siang dan malam. Tetapi hari tidak termasuk unit Standar Internasional (SI) tetapi tetap diterima untuk kegunaan yang berhubungan dengan SI. Namun dalam percakapan untuk pernyataan setengah hari, umumnya bermakna kepada siang saja bukan malam. Selanjutnya untuk membedakan antara satu hari penuh dengan siang hari, biasa ditentukan dalam rentang waktu 24 jam. Dalam definisi lain hari dapat juga digunakan kepada kumpulan unit (7 hari) dalam sepekan atau seminggu. Satu hari bisa dibagi menjadi unit yang lebih kecil lagi: 24 jam, atau 1440 menit, atau 86400 detik.

Dalam sejarah dunia (nama hari internasional) ada suatu waktu dalam sejarah awal manusia ketika hari-hari tidak diberi nama! Alasannya sangat sederhana. Manusia tidak menemukan minggu. Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar. Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.

Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi menberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu). Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.

Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.

1. Hari Matahari menjadi 'Sunnandaeg', atau Sunday (Minggu). Sunday < Sun's day = Hari penyembahan dewa matahari.
2. Hari Bulan dinamakan 'Monandaeg', atau Monday (Senin). Monday < Moon's day = Hari penyembahan dewi bulan.
3. Hari Mars menjadi hari Tiw,yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi 'Tiwesdaeg', atau Tuesday (Selasa). Tuesday < Tiw's day = Hari penyembahan dewa tiw, atau tiwes, atau teves.
4. Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu). Wednesday < Woden's day = Hari penyembahan dewa woden, atau wooden. woden = oden atau odin (dewa kayu/tumbuhan).
5. Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Thursday < Thor's day = Hari penyembahan dewa thor.
6. Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat). Friday < Friy's day = Hari penyembahan dewa friyy, atau frigg, atau frigid.
7. Hari Saturnus menjadi 'Saeterbsdaeg', terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu). Saturday < Saturn's day = Hari penyembahan dewa saturnus.

ASAL-USUL PENAMAAN HARI DALAM BAHASA INDONESIA:

- Minggu < Domingo, Portugis = hari minggu/pekan (satuan waktu 7 hari)
- Senin < Itsnain ( إثنين ) Arab = Dua, atau hari ke-2 - Selasa < Tsalasa ( ثُّلَاثاء ) Arab = Tiga, atau hari ke-3
- Rabu < Arba'a ( أَرْبعاء ) Arab = Empat, atau hari ke-4
- Kamis < Khamis ( خَمِيس ) Arab = Lima, atau hari ke-5
- Jum'at < Jum'at ( جُمْعَة ) Arab = berjama'ah, atau hari berjama'ah di masjid
- Sabtu < Sabtu ( سَّبْت ) Arab = hari Sabat, hari ibadah umat Nabi, Yusuf, Ayyub, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakariya, Yahya, 'Isa... عليهم السلام. Para Nabi keturunan Bani Isra'il. Di antara masa keruntuhan Majapahit dan Penjajahan negara-negara eropa, mayoritas bangsa kita memakai kata Ahad ( أحد ) arti: satu, untuk penamaan hari pertama. Nama hari Ahad masih digunakan dalam banyak tulisan (surat dan buku) sampai dengan awal-awal abad 19.


Bulan merupakan satuan waktu, digunakan dalam kalender, yang diperkirakan sama lamanya dengan periode alam yang berhubungan dengan pergerakan bulan. Konsep tradisional ini berawal dengan putaran fase bulan; bulan tersebut adalah bulan sinodik dan lamanya 29,53 hari. Dari penggalian batang-batang penanggalan, periset telah menyimpulkan bahwa orang menghitung hari berhubungan dengan fase bulan sejak zaman Paleolitik. Bulan sinodik masih merupakan dasar dari banyak kalender.

Sebelum berdiri kerajaan Roma, kalender romawi kuno cuma punya 10 bulan (304 hari), dengan Maret (March/Mars) sebagai bulan pertama dan Desember (December/Deci) sebagai bulan terakhir. Musim dingin (januari-februari) adalah masa pasif, tidak diperhitungkan dalam kalender. Ini berlaku di masa awal berdirinya kerajaan Roma oleh raja Romulus. Raja Roma ke-dua adalah Numa Pompillus di tahun 717 BC. Numa Pompilius menambahkan 2 bulan awal di kalender romawi, yaitu bulan Januari dan Februari menjadi total 12 bulan.

Jauh berabad-abad sebelum ditemukan ilmu astronomi, paganisme yunani dan romawi mempercayai bahwa benda-benda langit adalah perwujudan para dewa-dewa mereka. Maka sebaliknya, mereka juga menganggap kehadiran dewa-dewa yang ada di bumi adalah perwujudan dari benda-benda langit. Contoh: planet mars = dewa mars > bagi mereka Mars yang benda langit dan Mars yang dewa perang adalah sosok yang sama.

ASAL-USUL PENAMAAN BULAN DALAM KALENDER MASEHI/GREGORIAN:

January < Janus (ianuarius) = dewa pintu gerbang.
February < Februum = pensucian, pagan romawi kuno merayakan ritual februa di bulan ini.
March < Mars, atau martius = dewa perang.
April < Aphrilis, atau Aphrodite atau Aphros = venus.atau: April < Apreire = buka, musim tanam-tanaman mulai berbunga.
May < Maia Maiestas = putri tertua dan tercantik dari dewa atlas.
June < Juno (romawi) = hera (yunani), putri dari saturnus, istri jupiter, ibu dari mars, minerva and vulcan.
July < Julius Caesar = penguasa kekaisaran roma pertama (50 BC - 44 BC). Sebelumnya bulan ini dinamakan Quintilis = 5, atau bulan ke-lima.
August < Agustus = penguasa kekaisaran roma ke-dua (42 BC – 14 AD). Sebelumnya bulan ini dinamakan Sextilis = 6, atau bulan ke-enam.
September < Septem, = 7, atau bulan ke tujuh.
October < Octo, atau octa = 8, atau bulan ke delapan.
November < Novem, Novemus = 9, atau bulan ke sembilan.
December < Decem, Decimus = 10, atau bulan ke sepuluh.

ASAL-USUL PENAMAAN BULAN DALAM KALENDER HIJRIAH:

- Muḥarram (محرّم) = Haram > haram berperang.
- Safar (صفر ) = Perjalanan > musim para kabilah berdagang keluar daerah.
- Rabi' al-awwal (ربيع الأول) = awal Musim Semi.
- Rabi' al-akhir (ربيع الآخر) = akhir Musim Semi.
- Jumada al-awal (جمادى الاول) = awal Musim Kering/mati (tumbuhan).
- Jumada al-akhir (جمادى الآخر) = akhir Musim kering/mati (tumbuhan).
- Rajab (رجب) = Menghormati > persiapan bekal (fisik & mental) menuju Ramadhan.
- Sya'ban (شعبان) = Berpencar > berpencar mencari mata air.
- Ramadhan (رمضان) = bulan diturunkan-NYA ayat-ayat al-Qur'an.
- Syawal (شوّال) = Membawa > musim hewan berkembang biak (betina membawa isi).
- Dzu al-Qa'idah (ذو القعدة) = pemilik sikap duduk/tidak berdiri > masa tenang, tidak berperang.
- Dzu al-Hijjah (ذو الحجة) = pemilik masa Hajj/Haji > musim Haji.
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget